Minggu, 27 Januari 2013

Sukamart, Toko Kelontong Online dari Sumitomo


Kali lain sabun, pasta gigi, shampoo atau perlengkapan mandi Anda lainnya habis, manakah yang Anda pilih? Pergi ke warung terdekat untuk membeli perlengkapan tersebut atau memilih untuk pergi ke internet dan membeli kebutuhan Anda tersebut secara online? Pilihan yang kedua sekarang ini tersedia bagi Anda yang terlalu malas untuk melakukan pilihan pertama.
PT. Sumisho E-commerce Indonesia, perusahaan gabungan dari Sumitomo Corporation dan PT. Sumitomo Indonesia, Rabu kemarin mengumumkan peluncuran Sukamart. Sukamart merupakan sebuah situs e-commerce yang menawarkan lebih dari 1.000 produk rumah tangga sehari-hari untuk masyarakat Indonesia.
Produk yang ditawarkan oleh Sukamart ini merupakan produk-produk yang bisa Anda temui di toko kelontong atau retail semacam Alfamart atau Indomaret di dekat rumah Anda. Perlengkapan pribadi, makanan, minuman, perlengkapan rumah dan dapur, perawatan kesehatan, dan perawatan bayi merupakan kategori-kategori produk yang disediakan oleh Sukamart. Sukamart mengaku menyediakan produk-produk tersebut dengan layanan yang berkualitas dan harga yang bersaing.
Layanan untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari ini juga disediakan oleh Carrefour beberapa waktu yang lalu. Bedanya, Carrefour dalam layanan yang disebut Click and Drive ini, pengguna masih diharuskan untuk datang ke swalayan Carrefour untuk mengambil barang-barang yang telah mereka pilih sebelumnya secara online. Sukamart memberikan kemudahan lebih karena barang-barang yang dibeli oleh pengguna, akan dikirim dalam waktu satu sampai dua hari kerja.
Nah, di sinilah yang menurt saya menjadi kelemahan Sukamart. Dengan penetrasi yang luar biasa, toko kelontong atau retail semacam Alfamart dan Indomaret mungkin saja ada persis di sebelah rumah Anda. Harusnya Anda tidak akan membuang banyak waktu dan tidak terkena macet untuk pergi ke toko kelontong terdekat membeli kebutuhan sehari-hari. Waktu satu sampai dua hari yang dibutuhkan oleh Sukamart untuk pengiriman, terasa lama jika dibandingkan dengan waktu setengah sampai satu jam yang diperlukan untuk pergi ke toko kelontong terdekat.
Sukamart sendiri tetap optimis dengan menargetkan penjualan senilai 100 miliar Rupiah. Menurut  Taketo Kokubo, Presiden Direktur PT Sumisho E-Commerce Indonesia, produk yang bervariasi, harga yang bersaing, mudah digunakan, serta proses pengiriman yang cepat dan terpercaya menjadi kelebihan yang ditawarkan oleh Sukamart untuk mencapai target tersebut.
Sukamart juga masih mengembangkan bisnisnya antara lain dengan memperluas kategori produk dan meningkatkan jumlah produk dan membangun gudang penyimpanan di luar Jakarta untuk memperluas jaringan pengiriman. Untuk metode pembayaran, selain dengan transfer yang tersedia sekarang ini, Sukamart juga akan menyediakan metode cash on delivery dalam minggu-minggu ini. Selanjutnya, Sukamart juga berencana untuk menerima pembayaran kartu kredit, internet banking, dan metode pembayaran lainnya yang memudahkan.
Jadi, siapkah Anda untuk membeli pasta gigi secara online?

Jumat, 25 Januari 2013

Layanan Pesan Antar Makanan Online Klik-Eat Dapatkan Pendanaan Dari Yume no Machi


Sepertinya layak dikatakan bahwa bisnis pengantar makanan merupakan bisnis yang menjanjikan terutama untuk kaum professional di Jakarta. Kemacetan Jakarta menjadi salah satu faktor yang membuat bisnis pengantar makanan berkembang makin pesat, dan salah satu pemain yang sejauh ini mendominasi adalah Klik-eat. Baru-baru ini, layanan pemesanan & pengantar makanan online ini menerima pendanaan dari Yume No Machi, sebuah perusahaan pengantar makanan online terbesar di Jepang.
Dengan tetap fokus ke pasar professional dan karyawan kantoran, Klik-eat saat ini baru melayani daerah-daerah perkantoran terutama di Jakarta Pusat dan Selatan. Michael Saputra, CEO Klik-eat mengatakan bahwa proses pendanaan ini akan sangat membantu mereka untuk melebarkan sayap dengan secara perlahan masuk ke area yang sebelumnya belum bisa mereka layani. Klik-eat sendiri, dalam satu hari dapat melayani ratusan pesanan, 15.000 pesanan sudah mereka layani semenjak pertama kali beroperasi.
“Indonesia sebagai negara ke-empat terbesar di dunia dan rumah bagi 240 juta orang, memiliki potensi yang luar biasa untuk bisnis pengantar makanan. Dengan perkembangan ekonomi yang cukup stabil, daya beli konsumen dan infrastruktur internet menjadi Indonesia sebagai salah satu pasar paling menarik di Asia Tenggara”, kata perwakilan Yume no Machi dalam rilis pers yang dikirimkan kepada Dailysocial.
Yume no Machi Souzou Iinkai sendiri merupakan perusahaan yang sudah go public di Jepang, beroperasi sejak tahun 1999. Layanan utamanya, Demae-can adalah layanan pemesanan makanan terbesar di Jepang. Dengan lebih dari 11.000 restoran di database mereka, Yume no Machi merupakan salah satu perusahaan pemesanan makanan online terbesar di dunia.
Sebagai bagian dari proses investasi, CEO Yume no Machi Rie Nakamura dan Masateru Kaneko (Manajer Keuangan) akan bergabung di jajaran direktur dan komisaris Klik-eat. Para founder Klik-eat, Michael Saputra, Andrew Pangestan dan Willy Haryanto akan tetap memimpin Klik-eat untuk menjadi layanan pemesanan makanan online terbesar di Indonesia.
Salah satu kompetitor dari Klik-eat di Jakarta adalah FoodPanda yang dibekingi oleh perusahaan internet asal Jerman, Rocket Internet. Sejauh ini, saya lebih sering melihat motor kurir Klik-eat yang menjelajahi gedung-gedung perkantoran di Jakarta dibandingkan dengan kurir FoodPanda, yang hanya bisa berarti hal yang bagus untuk Klik-eat.
Tidak ada rincian finansial yang diberikan di proses investasi ini. Klik disini untuk membaca rilis pers secara utuh.

Kamis, 24 Januari 2013

Mengatur Perilaku Karyawan di Media Sosial


Sudah banyak perusahaan yang membuat akun media sosial sebagai akun perwakilan resmi mereka di dunia online, namun apakah para perusahaan tersebut benar-benar sudah memahami apa yang bisa mereka dapatkan dari berbagai kanal media sosial yang mereka gunakan? Lebih mendasarnya, apakah mereka sudah benar-benar tahu plus-minus dalam menggunakan media sosial dan bagaimana mengelolanya?
Sebenarnya kesiapan sebuah perusahaan untuk ber media sosial justru harus dimulai dari pemahaman mereka tentang perilaku media sosial karyawan mereka sendiri. Salah satu perusahaan yang pernah saya temui pernah mendapatkan sebuah kasus yang di mana karyawan mereka mentweet hal-hal yang seharusnya tidak seharusnya disebarkan ke publik. Perusahaan lainnya mengeluh karena perusahaan mereka diserang lewat media sosial oleh mantan karyawan mereka. Banyak lagi hal-hal yang disebabkan oleh kekurang tahuan perusahaan tentang media sosial dan perilaku-perilaku yang terjadi didalamnya.
Pada sebuah kesempatan yang diberikan oleh Prasetya Mulya Business School, Human Resource Gathering 2013, saya diminta untuk membahas generasi digital, karakter dan trend nya di tahun 2013. Saya sempat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dua peserta tentang kekuatiran mereka terhadap perilaku karyawan di media sosial.
Hubungan antara karyawan dan perusahaan sudah selayaknya bersifat mutualdan saling menguntungkan, oleh karena itu penggunaan media sosial pun disepakati bersama, mengingat dampak yang bisa terjadi bisa mempengaruhi kedua belah pihak juga. Oleh karena itu ada baiknya dipertimbangkan juga bahwa penggunaan media sosial pun dimasukkan dalam Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) yang biasa di lampirkan pada kontrak kerja.
Lalu apakah ini berarti perusahaan melanggar kebebasan karyawan untuk berekspresi di media sosial? Bila dilihat dari sudut pandang perusahaan, mereka pun punya kewajiban melindungi merk dagang dan nama baik mereka dan akan terlihat konyol jika karyawan yang mereka gaji tiap bulan di media sosial justru berbalik “menyerang” mereka bukan?
Selain itu saya pun menyarankan agar setiap perusahaan yang membuka akun resmi media sosial juga sebaiknya memiliki panduan media sosial untuk dipergunakan sebagai rambu-rambu bermedia sosial bagi karyawan mereka, sehingga setiap karyawan tidak perlu takut terjerumus dan sebaliknya, pihak perusahaan bisa lebih punya acuan dalam mengawasi perilaku karyawan mereka.
Bagaimana menurut Anda?
Abang Edwin adalah seorang praktisi online community management sejak tahun 1998 jauh sebelum istilah social media/social network muncul di dunia internet. Sampai saat ini ia pun masih memberikan konsultasi-konsultasi mengenal karakter dan membina komunitas online bagi brand/agency maupun perseorangan. Untuk mendapatkan update terbaru, Anda bisa mengikuti @bangwinissimo di Twitter, atau membaca blognya di bangwin.net.

Rabu, 23 Januari 2013

7 Prediksi Industri Internet di Indonesia dari Founder Mindtalk, Danny Wirianto


Meskipun sudah memasuki minggu ke-3 di tahun 2013 ini, namun tidak sedikit kehebohan yang terjadi di dunia internet di Indonesia. Mulai dari beberapa perusahaan yang mengumumkan pendanaan, sampai kerjasama dengan rekanan untuk lebih mengembangkan sayap bisnis. Perkiraan singkat, tahun 2013 jelas akan menjadi tahun yang menarik untuk industri internet di Indonesia.
Tahun 2010-2011 lalu, bisa dibilang industri internet sedang booming dimana banyak sekali orang yang mendirikan perusahaan internet, membangun produk yang keren dan mencari investor untuk mendanai proyek mereka. Tahun 2012 kemarin merupakan saatnya tamparan keras menghantam banyak perusahaan internet yang tidak mampu bertahan secara finansial.
Reality hits.
Lalu bagaimana dengan tahun 2013? Bisnis seperti apa saja yang akan menjadi menarik tahun ini? Kami berbincang dengan Danny Wirianto, Founder dari Mindtalk yang berbagi dengan kita 7 hal yang menurut Danny akan menjadi bisnis yang menarik tahun 2013 ini. Ingin tahu?
Logistics
E-commerce bisa dibilang merupakan bisnis yang paling menarik untuk para investor khususnya di Indonesia. Namun Danny melihat kesempatan lain disamping bisnis e-commerce itu sendiri, yaitu Logistik. Danny memperhatikan tren dari masyarakat di kota-kota besar di Indonesia yang dinilai memiliki time crisis dan cash rich. Time crisis karena mereka sudah mulai produktif, sibuk ditambah lagi dengan kemacetan di kota-kota besar yang membuat waktu konsumen menjadi makin berharga. Didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif cepat, kebanyakan konsumen Indonesia menjadi cash-rich terutama kelas menengah. Beberapa indikasinya adalah pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor dan produk-produk keuangan (asuransi, investasi, deposito etc) di kota-kota besar di Indonesia.
Konsumen kelas menengah ini-lah yang nantinya akan mendrive demand untuk layanan logistik, karena mereka lebih baik membayar sedikit lebih mahal untuk menghemat waktu. Situs-situs e-commerce-pun akan dapat memanfaatkan layanan-layanan ini untuk memaksimalkan pengalaman berbelanja online disertai dengan pengiriman barang.
Mobile commerce
Tren untuk mobile di Indonesia memang sudah tidak terbantahkan sejak beberapa tahun terakhir. Puluhan perusahaan asing bahkan mulai menancapkan taringnya untuk bisa mendapatkan akses ke pasar mobile Indonesia yang terus bertumbuh pesat tiap tahun. Danny melihat mobile sebagai salah satu tren yang tetap ada di Indonesia tahun ini. Menurut Danny, angka pertumbuhan sudah tinggi namun didukung pula dengan kultur mobile yang kiat melekat di konsumen Indonesia.
Tren dari sekedar mengkonsumsi konten melalui mobile juga akan switch ke konsumsi tipe lain, yaitu berbelanja. Siapapun yang dapat mengeksekusi pengalaman berbelanja melalui mobile phone dengan baik akan merasakan traction yang luar biasa di Indonesia.
Online video
Salah satu tren yang juga dilihat Danny adalah demand and appetite dari konsumen Indonesia untuk konten yang bersifat entertainment dan information. Konten-konten seperti ini tidak cukup dihadirkan dalam format teks seperti konten yang lain, disinilah konten video akan mencapai puncaknya.
“Distribusi konten seperti informasi untuk pendidikan bisa jadi sangat berguna di Indonesia”, sahut Danny. Beberapa perusahaan lokal memang sudah mencoba mengeksekusi hal ini, meskipun masih banyak yang harus dicapai sebelum mencapai traksi yang cukup.
Digital music
Apple tidak serta-merta masuk dan memperkenalkan iTunes ke Indonesia tanpa alasan, dan tentu saja alasan utamanya adalah permintaan pasar akan konten musik lokal dan legal yang cenderung masih sulit didapatkan. Danny berpendapat bahwa perusahaan lokal seperti KincirImportmusikLangitmusikMelon dkk memiliki dasar yang kuat dan market yang besar. Namun semuanya kembali lagi ke eksekusi dari perusahaan-perusahaan tersebut.
Danny juga melihat bahwa segmen ini akan sangat seru dengan kompetisi dari perusahaan asing seperti Apple, Spotify dengan perusahaan lokal seperti Kincir, Melon, Importmusik dan lain-lain.
Digital Customer Service
Dengan makin kuatnya kultur digital dan social media di kalangan konsumen di Indonesia, Danny melihat peluang besar untuk segmen Customer Service yang fokus di layanan digital dan social media. Tren ke depan memang memperlihatkan bahwa konsumen lebih senang berinteraksi dengan perusahaan lewat layanan seperti Twitter dan Facebook ketimbang menelepon layanan pelanggan.
“Beberapa perusahaan seperti telco carrier dan e-commerce bisa mendapatkan value yang besar dari layanan seperti ini”, tambah Danny.
Real-time
Kembali lagi ke persoalan kemacetan dan kultur internet di kalangan konsumen Indonesia, tidak diragukan lagi bahwa real-time memang telah menjadi demand yang kuat. Layanan seperti Waze, Infoll, Lewatmana yang fokus untuk mengantarkan data real-time mengenai lalu-lintas dinilai berguna untuk konsumen.
Layanan-layanan serupa, misalnya untuk jadwal kereta, penerbangan, bahkan hingga ke banking sekalipun, harus dieksekusi secara real-time. Danny kembali menyatakan bahwa konsumen Indonesia memiliki Time-crisis, dimana mereka sangat menghargai waktu dan selalu ingin mendapatkan informasi up to date dengan cepat.
Interest-based
Melihat dari beberapa perusahaan yang sedang bertumbuh pesat di Indonesia, Danny kembali menilai bahwa konten Internet saat ini penuh dengan informasi, kebanyakan diantaranya tidak relevan dengan kita. Itulah sebabnya layanan yang memfilter konten berdasarkan relevansi (interest group) akan populer di Indonesia.
Mindtalk, layanan yang digawangi Danny juga fokus akan demand di segmen ini. Perusahaan lain seperti Path, Kakao Talk, Whatsapp dan BBM group juga pada dasarnya berawal dari adanya demand untuk filter dan grouping.

Senin, 21 Januari 2013

Statistik dan Fakta Social Media 2012


Apakah Anda tahu kalau link tentang seks lebih sering muncul di Facebook dibandingkan konten lainnya? Atau, tahukah Anda bahwa 25 persen pengguna Facebook tidak menghiraukan kontrol privasi apapun? Dalam artikelnya di situs www.mediabistro.com, Shea Bennet memaparkan sejumlah data statistik dariwww.prdaily.com terkait berbagai social media yang sedang booming di sepanjang tahun 2012.
Pertama, Facebook. Lebih dari 350 juta pengguna terjangkit sindrom‘Facebook addiction’. Meskipun begitu, ternyata 85 persen pengguna perempuan merasa terganggu oleh temannya di Facebook, dan setiap pengguna Facebook, rata-rata memiliki 130 teman yang aktif berinteraksi dengan mereka. Fakta lain yang mencengangkan, 90% link yang tersebar di Facebook adalah konten seks.
Kedua, Twitter. Data statistik dari www.prdaily.com menunjukkan, jika Twitter adalah sebuah negara, maka dia akan menjadi negara terbesar ke-12 di dunia. Dan begitu kuatnya Twitter mempengaruhi kehidupan netizen di seluruh dunia, setiap detik tercatat ada 750 tweet yang ter-update.
Ketiga, LinkedIn. Menurut data statistik dari www.prdaily.com, ada 161 juta pengguna LinkedIn yang tersebar di 200 negara, dan sekitar satu juta grup yang berasosiasi dalam jejaring sosial ini. Setiap detiknya, ada dua pengguna baru yang sign up atau mendaftar di LinkedIn.
Keempat, YouTube. Beberapa bulan lalu tarian Gangnam Style berhasil mencuri perhatian dunia, dan ternyata video tarian tersebut menjadi video terbanyak yang ditonton di YouTube di tahun 2012, hingga 532 juta views. Dan untuk YouTube sendiri, tercatat ada 15 pengunjung setiap menitnya.
Kelima, Blogging. Meski kegiatan blogging sudah tidak terlalu ‘ramai’ belakangan ini, ternyata setiap bulannya ada 3 juta blog baru yang muncul di aplikasi blogging, dan 60 persen blogger rata-rata berusia 24-44 tahun. Selain itu, data statistik juga menunjukkan 20 persen blogger (paling lama) telah aktif nge-blog selama enam tahun.
Keenam, Pinterest. Menurut data statistik, 97 persen fans Pinterest di Facebook Page adalah perempuan, dan 27,4 persen dari mereka rata-rata berusia 25-34 tahun. Ketika mengunjungi halaman Pinterest, setidaknya mereka menghabiskan waktu 16 menit dalam sekali kunjungan.
Ketujuh, Instagram. Aplikasi yang satu ini masih sangat hangat dan ‘ramai’ digunakan. Dalam sehari, setidaknya ada 5 juta foto yang diunggah di Instagram, yang diikuti dengan 575 Likes setiap detiknya. Dan sekitar 25 persen pengguna Instagram, mengunggah lebih dari tiga foto per hari.
Social media terakhir yang menjadi highlights di tahun ini adalah Google+. Menurut data statistik, dalam sehari ada sekitar 625 ribu pengguna baru di Google+, dan pengguna terbanyak aplikasi ini berasal dari kalangan pelajar. Selain itu, dari total seluruh pengguna Google+ yang berjumlah 400 juta pengguna, dua per tiganya adalah laki-laki.